Latest Posts

Senin, 18 Juni 2012

Lele Phyton Menggeser Popularitas Lele Sangkuriang

Lele Phyton Menggeser Popularitas Lele Sangkuriang

  •  Cepat Beasr dan Tahan Cuaca Ekstrem 
  •  Untung hingga 79%

Jika beberapa waktu lalu sempat tren budidaya Lele Sangkuriang, saat ini mulai banyak petani beralih membudidayakan Lele Phyton yang memiliki kelebihan dibandingkan Lele Sangkuriang. Tahan pada cuaca ekstrem merupakan salah satu kelebihan Lele Phyton. Seperti apa prospek budidaya iken berkumis ini dan bagaimana cara budidayanya?

Lele Phyton merupakan hasil kawin silang antara induk betina Lele X Thailand dengan induk jantan Lele Dumbo F6 yang diusahakan oleh petani ikan di Bayumundu, Pandeglang, Banten. Lele Phyton sempat terabaikan oleh Lele Sangkuriang yang jarak penuaiannya hanya berselang satu tahun. Hal ini disebabkan karena Lele Sangkuriang dihasilkan dari penelitian Balai Penelitian, sedangkan Lele Phyton diusahakan petani ikan. Dengan berbagai fasilitas yang gencar mempromosikan ikan hasil penelitian mereka seperti Lele Sangkuriang.

                Menurut Yohan Cucinawa pemilik Abiyu Phyton Catfish, Lele Phyton memiliki tubuh yang yang lebih panjang sekitar 5 cm daipada Lele Sangkuriang, warnanya lebih gelap, ramping, kulit lebih licin, memiliki punggung yang lebih tinggi, sirip atas dan bawah besar, serta lebih gesit dibandingkan Lele Sangkuriang dan Lele Dumbo. Kini keunggulan Lele Phyton telah keunggulan Lele Phyton telah diakui dan diuji oleh Dinas Perikanan Banten.

                Prospek. Lele kini telah menjadi santapan wajib masyarakat Indonesia sehari-hari karena dagingnya yang gurih dan harganya yang tidak begitu mahal. Walaupun harganya murah, bukan berarti ikan ini tidakbergizi, daging lele mengandung omega-3 yang sangat diperlukan tubuh untuk pencegahan penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung dan penyumbatan pembuluh darah, serta berperan penting untuk proses tumbuh kembang sel-sel saraf termasuk sel otak. Kandungan fosfor yang cukup tinggi sangat diperlukan untuk pembentukan tulang janin.

                Sentra pembenihan lele sendiri saat ini tersebar di Bekasi, pandeglang, Cikarang, Karawang, Purwakarta, Parung, dan Indramayu. Sedangkan sentra budidaya pembesarannya terdapat di Banten (pandeglang), Jawa Barat (bogor, Depok, Subang, Indramayu, Cirebon, Bekasi, Karawang, Cikarang), Jawa Tengah, DI Yogyakarta (Sleman), Jawa Timur (Lumajang, Lamongan, Jember, Kediri) Lampung, Sumatra Utara, Sumatra Barat dan Jambi.

                Keunggulan Lele Phyton.  Karena gerakannya gesit. Lele Phyton tidak mengandung lemak yang tinggi. Selain enak, tubuhnya yang panjang dan ramping membuat penampilannya menarik dan menggugah selera saat disajikan. Tidak seperti Lele Sangkuriang yang ukurannya lebih pendek. Ditambahkan Yohan Cucinawa, Lele Phyton bisa menghasilkan telur yang sangat banyak, sekitar rastusan ribu (tergantung bobot tubuh induk) dengan daya tetas 90%. Lele Phyton juga bisa hidup di air tawar manapun, pertumbuhannya cepat, memiliki daya tahan hidup yang tinggi dengan tingkat mortalitas di bawah 20%. Berbeda dengan Sangkuriang yang mortalitasnya (tingkat kematiannya) lebih dari 20%.

                Keunggulan Lele Phyton yang lain adalah efektivitas penyerapan pakannya sangat baik yang ditunjukkan dengan nilai FCR (food convertion ratio) 1:1. Yang artinya jika ikan diberikan 1 kg pakan, maka akan membentuk daging sebanyak 1 kg, lain halnya dengan Lele Sangkuriang hanya 1:0,81, jika diberikan pakan sebanyak 1kg akan menjadi daging seberat 800gr. Lele Phyton juga tahan terhadap suhu atau cuaca ekstrem, misalnya cepat berganti suhu dari sangat panas ke suhu yang sangat dingin, begitu pula sebaliknya. Lele ini juga bisa dibudidaya baik di dataran rendah sampai tinggi karena sifatnya yang mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
                Jika suhu udara terlalu panas menurut Yohan Cucinawa cukup diberikan paranet sebagai atap kolam, sedangkan jika terlalu dingin bisa dipasangkan heater (pemanas) di dalam air kolam karena jika suhu dingin ikan kerap kurang nafsu makan. Ditambahkan Ludvi Dwipayono, salah satu pembudidaya Lele Phyton, jika dibudidayakan di daerah pegunungan sebaiknya menggunakan kolam tanah untuk pembesaran. Sedangkan jika di daerah selain pegunungan cocok digunakan segala jenis. Kolam, baik kolam terpal, semen atau tanah. Media pemeliharaan ini akan berdampak pada masa panen.
                Waktu pemeliharaan Lele Phyton yang singkat juga menjadi kelebihan tersendiri. Mulai dari telur sampai siap dijual menjadi benih ukuran standar, yakni 7-8 cm hanya membutuhkan waktu sekitar 1,5 bulan. Begitu pula pada pembesaran benih mulai ukuran 7-8 hingga mencapai ukuran konsumsi hanya membutuhkan waktu sekitar 2 bulan (50-55 hari).

                Tips Sukses. Meskipun ikan Lele Phyton tahan penyakit, tetapi ada baiknya pelaku tetap menjaga kebersihan air kolam dari parasit. Pada kolam pembenihan, sebaiknya bersihkan air kolam seminggu sekali. Pada kolam pembesaran, pengurasan kolam bisa dilakukan sekaligus ketika panen ikan. Selain itu pilih indukan yang baik, dengan umur di atas satu tahun dan bobot sekitar 1-5 kg/ekor. Ciri indukan yang siap memijah, umumnya warna kelaminnya keunguan dan kulit bawah akan berwarna cerah. Pada induk betina biasanya perutnya sudah membesar, sedangkan induk jantan biasanya bertingkah laku sering mengejar. Agar indukan menghasilkan telur yang bagus, ada baiknya secara alami diberikan pakan tambahan berupa keong sawah, yakni dalam sebulan 7 kali pemberian di luar pakan rutin biasanya.

                Tips Bagi Pemula. Jiak ingin terjun ke usaha pembenihan Lele Phyton, Yohan Cucinawa sebagai Ketua Pelatihan Budidaya Lele Phyton menyarankan untuk menggunakan 10 unit kolam terpal, misalnya ukuran 2 m x 3 m. Begitu juga dengan usaha pembesaran, para pemula bisa memulai dengan 10 unit kolam terpal atau kolam tanah dengan ukuran yang lebih besar per kolamnya, misalnya ukuran 4 m x 6 m dengan padat tebar benih 100 ekor/m2.

                Pemasaran. Benih Lele yang dijual biasanya berukuran 2-10 cm dengan kisaran harga Rp. 100-700/ekor. Namun ukuran yang paling banyak dipakai, yaitu 7-8 cm sehingga Rp. 200-250/ekor. Untuk Lele Phyton siap konsumsi umumnya dijual dengan ukuran 25-30 cm sehingga Rp. 11 ribu/kg di tingkat petani, sedangkan di tingkat supplier harganya sekitar Rp. 13.000/kg dan pasaran harganya menjadi Rp. 16 ribu/kg. Biasanya 1 kilogram Lele Phyton berisi 6-8 ekor. Cara pengangkutan Lele Phyton siap konsumsi lebih sederhana, karena bisa menggunakan drum plastik.

                Jika dibandingkan dengan usaha pembesaran Lele Phyton, budidaya pembenihan lebih menguntungkan. Seperti yang dialami Hotma Sitompul. Pembenihan Lele Phyton yang mengantongi untung hingga 79%, sedangkan Nico Gere yang menjalankan usaha pembesaran Lele Phyton mendapat untung sekitar 38%. Anda ingin mencoba? Eka, Tim Agri.

Perhitungan Usaha Budidaya Lele Phyton
Siapa yang tak kenal Lele? Ikan berkumis ini memang kerap menjadi santapan masyarakat Indonesia sehari-hari. Setelah era Lele Sangkuriang, kini muncul Lele jenis baru yang lebih unggul, yakni Lele Phyton. Dengan keunggulan yang sangat menguntungkan, kini jenis Lele ini mulai banyak dibudidayakan. Berikut gambaran perhitungan usaha budidaya Lele Phyton khususnya usaha pembenihan pada kolam terpal. Eka
Barang Modal                                                                        Rp. 10.650.000
Pembuatan 10 kolam                                             Rp. 3.500.000
Pembelian 3 pasang indukan @Rp. 550.000            Rp. 1.650.000
Pompa Air dan pipa                                               Rp. 1.000.000
Aerator dan selang                                                Rp.     500.000
Alat pelengkapan perikanan                                   Rp. 4.000.000

Biaya Operasional per periode pemeliharaan (1,5 bulan)    Rp. 3.000.000
Pakan                                                                    Rp. 800.000
Listrik                                                                    Rp. 700.000
Tenaga Kerja                                                          Rp. 700.000
Obat-obatan                                                           Rp. 400.000
Lain-lain (penyusutan alat, kemasan, dll)                  Rp. 400.000

Dari perhitungan di atas, modal awal yang diperlukan untuk usaha pembenihan Lele Phyton untuk 10 unit kolam terpal ukuran 2 x 3 m sebesar Rp. 13.650.000. setelah pemeliharaan selama 1,5 bulan, 1 ekor induk betina bisa menghasilkan sekitar 100.000 telur dengan tingkat kematian benih 20%. Sehingga benih yang dipanen untuk dijual sebanyak 80.000 ekor. Jika penjualan dilakukan berdasar grade, grade A & B sebanyak 54% dijual seharga Rp. 200/ekor dan grade C (afkir) sebanyak 46% seharga Rp. 100/ekor. Maka bisa diproyeksikan :

Omset                                                                                   Rp. 12.300.000
(benih grade A & B 43.000 ekor x Rp. 200)            
(benih afkir 37.000 ekor x 100)

Biaya Operasional                                                                Rp. 3.000.000
Keuntungan (75%)                                                                 Rp. 9.300.000
Return on Investement (Balik Modal) terjadi setelah panen pada periode pemeliharaan kedua.




Lembaga dan Asosiasi
·         Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Propinsi DKI Jakarta
Jl. Gunung Sahari Raya, No. 11 Lt.8, Jakarta Pusat
Telp. (021) 600 7251, 628 6625, 600 7252, 600 7244
Fax. (021) 624 1617, 600 7247
·         Gabungan Pengusaha Perikanan Indonesia (GAPPINDO)
Wisma Sakura Lt. 2, Jl. Hati Suci No. 4 Taman Kebon Sirih Jakarta Pusat 10250
Telp. (021) 391 0481
Fax. (021) 391 0480
read more...

Kamis, 31 Mei 2012

Budidaya Ulat Sutra Sangat Menjanjikan

  • Ulat Sutra Emas dan Cokelat Paling Dicari
  • Untung hingga 90%
Siapa yang tak bangga mengenakan busana berbahan sutra? Busana sutra ang tampak elegan dan berkelas berasal dari serat mahluk hidup berupa ulat, memang sejak dulu menenpati harga tinggi. Keberadaannya di suatu negara memang memberi kemakmuran tersendiri, sebut saja China yang sejak dulu sudah memperjualbelikan sutra. Jika yang selama ini fokus dikembangkan adalah ulat sutra putih pemakan murbei, kini ulat sutra emas dan cokelat. Sejauh mana potensi ketiga ulat tersebut untuk dibudidayakan?

Serat sutra bernilai jual tinggi, sebab produk kain yang dihasilkan dari pemintalan sangat mudah menyerap air dan keringat, sangat kuat, tidak menimbulkan alergi, tidak panas, tidak luntur, tahan panas dan sangat lembut pastinya. Benang sutra merupakan hasil pintalan kokon/kepompong ulat sutra. Kokon tersebut terbentuk dari cairan yang dikeluarkan ulat sutra saat membuat sarang untuk tempat berlangsungnya perubahan bentuk dari ulat menjadi kupu-kupu.

                Melihat besarnya nilai jual sutra, tentu memacu tingginya kebutuhan kokon ulat sutra. Sayangnya produksi kokon ulat sutra masih sangat jauh dari jumlah kebutuhan yang ada sekitar 700 ton per tahun. Pada tahun 2002. Pemerintah pernah melakukan program pengembangan ulat sutra putih (Bombyxmori L) dengan cara membangun pabrik pemintalan benang di Sukabumi (PT. Indojado Sutera Perkasa). Pendirian pabrik tersebut juga dilatarbelakangi oleh ekspor kokon ulat sutra ke Korea dari salah seorang petani ulat sutra di Sukabumi. Pemerintah menyayangkan jika kokon ulat sutra diekspor karena harganya jauh lebih murah dibandingkan jika sudah diolah. Maka untuk itu pemerintah memiliki ide untuk membangun pabrik pemintalan benang skala besar, bahkan terbesar se-Asia Tenggara.

Pemerintah saat itu menggerakkan petani dalam bentuk plasma yang tersebar di Cianjur dan Sukabumi. Kokon ulat sutra yang dipanen bisa langsung dijual ke PT Indojado Sutera Perkasa. Sayangnya baru 6 bulan berjalan, perusahaan tersebut mengumumkan bahwa pihak mereka tidak lagi menerima kokon dari petani, akibatnya pasokannya yang tidak menentu. Bahkan kini perusahaan tersebut kolaps alias bangkrut. Setelah diusut ternyata, tidak menentunya pasokan kokon dari petani akibat kurang baiknya manajemen keuangan petani. Pasalnya, ketika mereka menerima hasil bayaran, dananya tidak dialokasikan lagi untuk memelihara dan mengembangkan tanaman murbei. Mereka cenderung konsumtif terhadap barang kebutuhan lain. Ulat sutra putih memang sangat tergantung ketersediaan tanaman mubei. Nah karena mereka semakin merosotnya jumlah tanaman itu, tak heran pasokan kokon semakin merosot tajam bahkan tidak menentu.
 
Dari situ banyak petani plasma yang tekena imbas. Akan tetapi masih ada segelintir petani yang justru tetap bertahan bahkan bisa mengembangkan usahanya hingga kini. Sebut saja T. Gozali Gandasasmita, pemilik Rumah Sutera Alam, di Jl. Ciapus Raya 100 Km. 8 Bogor Jawa Barat, Telp (0251) 8388227, email: rumahsuta@yahoo.com, www.rumahsutera.com.

Jika melihat kejadian tersebut sangat miris rasanya. Apalagi pembangunan pabrik pemintalan benang menggunakan modal yang tidak sedikit. Sehingga mau tidak mau, Indonesia sampai sekarang masih mengimpor benang sutra.

Melihat kondisi tersebut, menunjukkan bahwa usaha ternak ulat sutra masih terbuka peluang pasarnya. Apalagi saat ini ditemukan ulat sutra jenis baru yang ternyata ulat sutra asli Indonesia. Yakni ulat sutra emas (cricula trifenestrato) dan cokelat (Atracus atlas). Kedua jenis ulat sutra ini sebenarnya sudah ada sejak dulu, namun dulu hanya dikenal sebagai “ulat keker” dan “ulat kupu-kupu kublong/gajah” yang merugikan.

                Prospek dan Persaingan. Menutur Gozali, usaha ternak ulat sutra akan sangat baik ke depannya. Menginat industri UKM Indonesia yang membututhkan bahan baku kain semakin tumbuh dan berkembang.

                Ketiga jenis ulat sutramemiliki kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. Ketiganya sama-sama menghasilkan sutra dengan warna alami yang sangat cantik, yakni putih, emas dan cokelat. Sebagai gambaran,ulat satra putih untuk skala bisnis lebih cocok dibudidayakan di daerah dengan ketinggian 400-700 mdpi, sedangkan ulat sutra emas dan cokelat untuk skala bisnis cocok dibudidayakan pada berbagai ketinggian tempat namun sebaiknya di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.

                Ukuran kokon pun berbeda, dari yang paling kecil sampai terbesar, yakni kokon sutra emas, kokon sutra putih dan kokon sutra cokelat. Harga termahal pada sutra emas, sedangkan yang termurah adalah sutra putih. Hal ini terkait dari keistimewaan kokon dan jumlah kokon yang baru tersedia. Kokon sutra putih dihargai paling murah karena jumlah pasokannya yang lebih banyak dari kedua jenis kokon sutra lainnya. Baik kokon dan benang sutra emas lebih mahal dari yang lain karena menghasilkan produk dengan warna yang mewah, lebih kuat, tahan panas, lebih lembut, dan sebagainya.

                Potensi Usaha. Dalam budidaya ulat sutra putih, produk yang bisa dihasilkan oleh pelaku usaha berupa kokon, benang dan kain, pupuk dari kotoran ulat, teh daun murbei serta kerajinan dari kokon yang cacat/rusak seperti yang diprodukasi Gozali di Ciapus, Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa tak ada bagian yang terbuang percuma. Begitu juga dengan budidaya ulat sutra liar (sutra emas dan sutra cokelat) menghasilkan kokon, benang kerajinan, aksesori dan kain.

                Kunci Keberhasilan. Pada budidaya ulat sutra putih, yang menjadi kunci keberhasilan usaha yakni ketersediaan daun murbei. Ada baiknya petani tidak hanya membeli daun murbei, tetapi memiliki kebun murbei sendiri untuk menekan biaya produksi. Menjaga kebersihan kandang ulat sutra putih juga penting, terutama saat ulat masih kecil (umur 0-12 hari). Ulat sutra putih kecil sangat rentan / tidak tahan terhaap bau-bauan, misalnya bau rokok dan parfum. Sehingga orang atau pekerja yang masuk kandang tidak boleh mengandung aroma tersebut.

                Tak hanya itu, kaki atau alas kaki yang akan masuk ke kandang ulat sutra kecil juga harus disemprot cairan disinfektan terlebih dahulu. Kandang ulat sutra putih ukuran besar  (umur diatas 12 hari) juga tidak boleh lembab. Caranya menurut Gozali adalah dengan membersihkan kotoran ulat dan kandang setiap dua hari sekali. Rancang kandang dengan ventilasi yang baik, agar ulat mendapat sirkulasi udara yang cukup. Sediakan seriframe pada kandang sebagai wadah proses pengokonan sang ulat (terbuat dari plastik bentuk empat persegi panjang seperti sarang. Satu unit seriframe berukuran 60x40x10 cm yang mampu menampung sekitar 250 – 300 butir telur. Dibutuhkan sekitar 60 unit seriframe untuk memelihara boks telur).

                Usahakan cek seriframe tersebut untuk menjaga agar tidak banyak ulat yang membuat kokon secara gabungan. Sebab dapat merusak kualitas kokon sehingga tidak bisa dipintal. Berikan pakan daun murbei yang cukup untuk ulat sutra, sebab jika ulat tersebut kekurangan makanan, maka mati atau akan menghasilkan kokon yang tipis, sehingga benang yang dihasilkan tidak mencapai ukuran normal, yakni 800-1000 m2. Dari lahan murbei seluas 1 ha berisi 2000 tanaman murbei bisa digunakan untuk pakan sekitar 50 ribu ulat sutra.

                Untuk ulat sutra emas dan cokelat budidayanya tidak dilakukan di kandang seperti ulat sutra putih, sehingga secara teknis tidak terlalu merepotkan. Petani cukup meletakkan bibit ulat sutra emas dan cokelat berupa kepompong di kebun. Petani tidak perlu repot memangkas tanaman untuk pakan seperti pada ulat sutra putih, tetapi cukup dibuarkan saja sampai tiba waktunya panen. Selama itu, para petani bisa melakukan aktivitas lain.

                Panen kokon harus dilakukan tepat waktu sebab jika terlalu cepat, membuat kokonnya belum tebal, sedangkan jika terlambat atau terlalu lama, kokonnya bisa berlubang karena kupu-kupu telah keluar dari kokon. Kokon yang telah berlubang tidak bisa dipintal, sebab bisa menghasilkan serat yang terputus-putus. Ciri kokon yang baik adalah yang keras dan bentuknya normal tidak terlalu besar dan ukurannya tidak sama, biasanya terjadi karena proses pengokonan dilakukan oleh dua ulat bersama-sama. Panen bisa dilakukan 5-6 hari setelah ulat mengokon. Kokon yang jelek, yakni kokon yang tipis, bisa dicek dengan cara dipegang. Jika lunak/lembek maka pertanda kokon itu jelek, sebab kurangnya pakan yang diberikan selama pemeliharaan.

                Pemasaran. Sejauh itu harga kokon ulat sutra putih sekitar Rp. 30-35 ribu/kg, sedankan kokon ulat sutra emas dan cokelat Rp. 100-200 ribu/kg. Benag sutra putih Rp. 500-600 ribu/kg dan benang suttra emas Rp. 1,5 juta/kg dan benang sutra cokelat mulai dari Rp. 1 juta hingga 1,2 juta/kg. Jika dibuat helaian kain harganya akan lebih melonjak naik, yakni jutaan rupiah per meter. Satu kilo benang sutra menghasilkan kain sutra sepanjang 10 meter. Khusus untuk harga produk kerajinan lebih variatif lagi dari yang termurah hingga termahal.

                Untuk skala komersial bagi pemula usaha budidaya  ulat sutra putih minimal memiliki 500 m2, dengan lahan bisa sewa. Jika membeli daun murbei akan memperbesar biaya operasional dan tidak menjamin kelangsungan usaha. Untuk budidaya ulat sutra emas dan cokelat bisa menanam 2 pohon seperti jambu mede, alpukat, sirsak dan kedondong untuk uji coba, namun jika ingin dikomersilkan minimal di luas lahan 1000 m2 yang ditanami sekitar 50-60 pohon tersebut. Melihat masih besarnya potensi pasar sutra, tak ada salahnya Anda mencoba usaha ternak ulat sutra yang mudah dan untungnya menjanjikan!. Eka, Tim Agri

Lembaga

Kementerian Pertanian Republik Indonesia
Kantor Pusat Kementerian Pertanian
Jl. Harsono RM. No.3, Ragunan, Jakarta 12550
Telp: (021) 7822803

Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan IPB
Gd. Fakultas Peternakan IPB Lt.3 Wing 1
Jl. Agatis Kampus IPB Dramaga, Bogor 16680
Telp/Fax : 0251 8628379

Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Gedung Manggala Wanabakti Blok I Lantai 11
Jln. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta 10270
Telp. 021 5734333, 5730398
Fax. 021 5720189

KMW (Konsultan Manajemen Wilayah) Jawa Tengah
Jl. Gatotkaca No.1, RT.03 RW.05
Kampung Banaran, Kel Sekaran
Kec. Gunungpati, Semarang 50229
Telp. 024 70774601 / 024 86458301
Email : kmwjateng@gmail.com

read more...

Minggu, 26 Februari 2012

Untung Sangat Menggiurkan dari Usaha Penetasan dan Pembesaran Meri


• Balik Modal Hanya 4 hingga 5 Bulan
• Bisa Dilakukan di Sekitar Rumah

Tren olahan bebek yang makin booming saat ini, membuat usaha penetasan telur bebek menjadi meri (bayi bebek) dan pembesaran meri menjadi bebek muda (usia 3 bulan) makin berpeluang untuk menjadi lading usaha yang menggiurkan. Apalagi saat ini harga bebek tua bisa dua kali lipat lebih mahal dibandingkan bebek muda. Seperti apa geliat usaha penetasan telor bebek menjadi meri dan pembesaran meri menjadi bebek muda ini?

Usaha peternakan meri terbagi atas usaha penetasan telur bebek yang menghasilkan meri dan kedua usaha pembesaran atau peternakan meri. Menurut Drs. Arsidi, Ketua Kelompok Tani Ternak Itik “Rambon Sejati” di Cirebon, Jawa Barat, kedua usaha ini sama-sama menguntungkan. Perbedaan usaha ini, ternak meri membutuhkan lokasi yang cukup luas, sedangkan usaha penetasan bisa dilakukan pada tempat yang sangat terbatas. Selain itu usaha ini juga bisa dikerjakan oleh keluarga di rumah. Jadi benar-benar home industry.
Yang dimaksud dengan meri adalah anak bebek, atau belum menjadi bebek. Pembesaran meri jantan menghasilkan bebek pedaging dan meri betina yang dibesarkan menghasilkan telur bebek.
Seperti diakui oleh Drs. Arsidi, banyak sekali permintaan akan bebek, yakni dari dagingnya dan telur. Tingginya permintaan akan bebek pedaging yang begitu besar juga terlihat dari beberapa rumah makan, restoran dan warung tenda yang menawarkan bebek sebagai menu unggulan sehingga membuat harga bebek melonjak tinggi.
Karena melonjaknya harga bebek terutama untuk bebek tua yang dijual setelah masa pembesaran 6 bulan, kini beberapa dari rumah makan atau restoran ada yang beralih menggunakan bebek muda. Sebut saja Sugeng, pemilik warung tenda Joko Putra di kawasan Pasar Blok A, Jakarta Selatan dimana selain bebek tua ia juga memakai bebek muda yang usianya 3 hingga 4 bulan. “Kami pakai bebek muda karena harga lebih murah dari bebek tua dan proses memasaknya juga tidak terlalu lama. Selain itu juga banyak dari pembeli yang suka dengan bebek muda,” ungkap Sugeng.
Bebek jantan dewasa atau pedaging harganya sekitar 25 ribu-30 ribu per ekor dan bebek betina siap telur atau disebut juga bebek bayah harga jualnya Rp. 45 ribu-50 ribu. Harga ini berbeda jauh jika dibandingkan dengan harga bebek muda atau meri yang dibesarkan dari usia 45 hari hingga 3 bulan. Sedangkan menurut Nur Ikhsan, peternak dan pengepul bebek muda/meri di Mojokerto, harga dari peternak untuk usia 45 hari dengan berat 1 kg/ekor Rp. 16.500, 60 hari berat 1,2 kg/ekor Rp. 22 ribu, dan dengan berat 1,4 kg/ekor hingga 1,5 kg/ekor Rp. 27 ribu pada usia 3 bulan.

Prospek. Prospek ternak pembesaran meri menjadi bebek muda ini akan terus meroket. Seperti yang diungkapkan Dody Faizal, Ketua Kemitraan Ternak Bebek Desa Sadar Mojoanyar, Peternak di Mojokerto, Jawa Timur baru bisa memenuhi permintaan sebesar 90% untuk pasar Surabaya, Mojokerto, Jakarta dan Bali.
Dengan semakin besarnya permintaan bebek muda, maka permintaan akan meri yang akan dibesarkan menjadi bebek muda atau disebut DOD (Day Old Duck) juga semakin tinggi. Namun menurut Drs. Arsidi penetas meri atau penghasil DOD masih terbilang sedikit. Di Jawa Barat misalnya sentra penghasil DOD adalah di Desa Kroya dan Karanganyar Cirebon. Dari Desa Kroya baru bisa memenuhi kurang dari 50% permintaan. Desa Kroya baru bisa memasok rutin DOD untuk daerah Sumatera Selatan. Muara Enim Palembang, Jambi, Lampung, dan Jakarta Utara sebanyak 20 ribu ekor/minggu. Ada juga pelaku usaha yang memasok DOD ke daerah Medan dan Padang.
Sedangkan untuk sentra pembesaran meri menjadi bebek ada di daerah Karawang, Cirebon, Brebes dan Mojokerto yang terkenal adalah bebek Mojosari, karena salah satu sentra ternak bebek di Mojokerto terdapat di Kecamatan Mojosari. Di Kabupaten Mojokerto ini juga terdapat beberapa kelompok tani ternak bebek. Salah satu kelompok ternak bebek terkenal adalah kelompok tani ternak bebek Lestari Jaya yang terletak di Desa Modopura, Kecamatan Mojosari. Jumlah anggota kelompok tani ternak bebek tersebut 42 orang semuanya wanita. Produk yang dihasilkan oleh kelompok tani ternak bebek tersebut adalah telur bebek, DOD, dan telur asin.

Suhu. Untuk usaha penetasan meri sebelumnya bisa dilakukan dimana saja/segala daerah di Indonesia namun tetap memperhatikan suhu alat penetasnya dengan baik, yakni suhu sekitar 38 derajat C dan kelembaban sekitar 60%. Beberapa daerah yang berpotensi untuk usaha penetasan telur bebek, yakni daerah Indramayu, Tegal, Subang, Lampung, Bengkulu, Muara Enim (Palembang), pelosok Banjarmasin, dan Timika (Papua). Begitu pula untuk usaha peternakan meri yang sangat penting diperhatikan adalah suhu. Meri lebih menyukai tempat hidup yang hangat, seperti di daerah sepanjang Pantura (Pantai Utara). Untuk beternak meri sebaiknya berada pada wilayah yang suhunya 33-35 derajat C. daerah ternak meri di Indonesia, yakni wilayah Cirebon, Mojosari-Jawa Timur, Karawang, Bali, dan Kalimantan Selatan.
Menurut Drs. Arsidi, supaya suatu daerah benar-benar sukses dalam usaha bebeknya, perlu adanya konsep “segitiga bebek”, yakni pertama terdapat kelompok ternak, kedua terdapat kelompok koperasi untuk pemasarannya, dan ketiga adanya pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM). Jadi jika ada masyarakat yang ingin mempelajari seluk beluk usaha bebek mulai dari penetasan telur sampai cara ternaknya. Kelompok Tani Ternak Itik “Rambon Sejati” siap memberikan ilmu berupa materi dan praktek usaha.
Usaha pembesaran meri sangat menguntungkan karena pemeliharaanya sangat mudah pemeliharaannya sangat mudah ketimbang aya. Pertama dari segi pakan meri bisa menggunakan apa saja yang paling penting mengandung karbohidrat seperti roti kadarluarsa, mie kadarluarsa, keong, dan kepala udang. Kedua dari segi pemeliharaan bebek tidak mudah terkena penyakit. Yang terakhir dari faktor kandang, peternak dapat menggunakan terpal untuk atap kandang dan pagar untukbadan kandang. Sedangkan untuk DOD (meri) usia 1 thingga 15 hari cukup diberi penghangatan dengan menggunakan lampu neon dan kandang yang diberi atap jerami atau bisa juga menggunakan kandang panggung, yaitu kandang yang pagarnya dari bamboo dan lantainya dari kawat ram yang jaraknya dari tanah sekitar 100 cm.

Pemasaran. Alur pemsaran usaha penetasan di daerah Cirebon, yakni telur dibeli dari beberapa penduduk setempat, kemudian ditetaskan. Meri tersebut lalu dijual ke Bandar atau lengsung ke konsumen/perorangan. Harga telur yang tidak dipilih berdasarkan kondisinya Rp. 1000/butir. Untuk harga meri jantan yang baru menetas usia 0 hari Rp. 2500/ekor, sedangkan yang betina Rp. 5000/ekor (lebih mahal karena bisa menjadi bebek petelur). Harga di Bandar hanya berbeda Rp. 200-300/ekor. Biaya produksi terbilang cukup sedikit karena tidak perlu pakan dan tempat yang luas.
Sedangkan untuk alur distribusi pembesaran meri menjadi bebek muda di daerah Mojokerto, Jawa Timur yakni ada dua alur. Pertama peternak besar yang juga seorang pengepul menjual langsung ke restoran atau rumah makan dengan harga dari peternak untuk usia 45 hari dengan berat 1 kg/ekor Rp. 16.500, 60 hari berat 1,2 kg/ekor Rp. 22 ribu, dan dengan berat 1,4 kg/ekor Rp. 27 ribu pada usia 3 bulan. Atau langkah kedua bebek dijual ke pengepul 1, pengepul 2, supplier besar. Setelah itu bebek muda dipasarkan ke restoran atau warung tenda. Untuk sistem pemasaran ini harga bebek muda di peternak relative lebih muda sehingga harga jual ke konsumen lebih tinggi (restoran, rumah makan dan warung tenda). Biasanya harga bebek muda/meri dari peternak selisihnya Rp. 1000 lebih murah dibandingkan harga jual dari pengepul atau supplier besar.

Kendala. Permasalahan yang dihadapi kelompok tani ternak meri untuk mengembangkan usaha ini umumnya adalah kurangnya modal usaha, terbatasnya sarana pengelolahan, dan kurangnya pengetahuan dan keterampilan peternak di bidang pengolahan daging.
Hal lainnya ang kadang menjadi masalah dalam usaha penetasan telur bebek menjadi meri biasanya berkaitan dengan keteledoran peternak, seperti terlambat atau lupa membalik posisi telur, bahan bakar minyak habis atau pun air untuk uapnya habis. Untuk mengatasinya tentu butuh kesadaran pribadi atau dengan pembagian tugas secara disiplin.
Sedangkan pada usaha pembesaran meri. Menurut Tukiran, peternak pembesaran meri dan pengepul bebek muda di Desa sadar Tengah Mojoanyar, Mojokerto, Jawa Timur, untuk usaha pembesaran meri kendala lebih banyak pada penentuan harga yang sudah dipatok oleh pengepul.

Direktori Usaha Penetasan dan Ternak Meri

Penetasan dan Peternak Meri


Kelompok Tani Ternak Itik “Rambon Sejati”
Jl. Tengah Desa Kroya Kecamatan Panguragan
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat 45163
Telp : 0813 207 212 81

Ratma/Suratman
Kp. Pakopen RT.01/03, Ds. Tegalsari, Kec. Purwasari, Karawang, Jawa Barat
Telp: 08818145264, 081311274872

Peternak “Win A Duck’s”
Desa Kroya, Cirebon
Email: win.a.duck@gmail.com

Peternakan Dody
Jombang & Mojokerto, Jawa Timur
Telp: 0811300481

Sumber Jaya Fram
Surabaya 60253, Jawa Timur
Gerbangkertasusila
Telp: (031) 70271672
081332097003 (Irwan)

Pak Tukiran
Desa Sadar Tengah Rt. 12 Rw. 2
Kec. Mojoanyar, Kab. Mojokerto, Jawa Timur
Telp: 0321 6109539

Penjual Telur Bebek

PT. Citra Nuansa Persada
Jl. Raya Malaka Hj. Bandan Rorotan, Jakarta Utara
Telp: 021 79192735
Fax: 021 79192735

CV. Bebek Udang
Jl. Kelurahan Tamanan No.8 Rejokusuma, Banguntapan Bantul
Yogyakarta 51289
Telp: 0274 418346
Fax: 0274 418346]081325882028

CV. Persada Trading
Semarang, Jawa Tengah
Telp: 024 70984618
081388473233

Yayang M
Jl. Langut, Indramayu, Jawa Barat
Telp: 0817617215

CV Sky
Jl. Banturan Raya Blok BP.4 Fajar
Indah Solo 57171, Jawa Tengah
Telp: 0271 5860 754
08884113014, 085647017847

Sentra Ternak
Jl. Mertojoyo Blok N-2, Malang, Jawa Timur
Telp: 0341 9127374
081555640540

Cahaya Mulya
Embong Malang Cemeng Kalang
Sidoarjo 61221, Jawa Timur – Gerbangkertasusila
Telp: 031 70170136, 78091533
08885089010, 085854150141

Penjual Mesin & Alat

Kelompok Tani Ternak Itik “Rambon Sejati”
Jl. Tengah Desa Kroya Kecamatan Panguragan
Kabupaten Cirebon, Jawa Barat 45163
Telp : 0813 207 212 81

Glory Bators
Jl. Raya Parung – Bogor Km 3,3
Desa Pemagar Sari, Kampung Sawah,
Parung, Bogor, Jawa Barat
Telp: 021 70007595
08159996258, 08176000323

PT. Toko Mesin Maksindo
Ruko Laguna Kav. 6-7, Jl. Sunandar
Priyo Sudarmo 31 Malang, Jawa Timur
Telp: 0341 4345981-84
Fax: 0341 4345980
Jl. Kresna No.2 Polehan – Malang, Jawa Timur
Telp: 0341 355897

PT Hemal Agrinusa
Jl. Pinang Ranti Barat No. 30F, Kampung Makasar,
Jakarta Timur 13560
Telp: 021 68483291, 80876873, 081849707
Fax: 021 80876873

Mitra Unggas On Line
Jl. Joyo Raharjo VI No. 176, Malang
65144, Jawa Timur
Telp: 0341 9860659, 085646415625
Fax: 0341 573561
http://www.mitraunggas.com

Yanka
Jl. Monjali 63 B Nandari Sleman, Yogyakarta
Telp: 0274 625523, 081314770524

Asosiasi

Balai Penelitian Ternak
Jl. Veteran III Banjarwaru Ciawi, Bogor 16720, Jawa Barat
Telp: 0251 8240752

Koperasi Ternak Itik Sejahtera
Jl. S. Parman No.22 Kab. Mojokerto
Kec. Mojosari, Desa Modopuro
Telp: 0321 591691

Badan Pusat Statistik Kota Cirebon
Jl. Kapt. Samadikun No.1 Cirebon, Jawa Barat
Telp: 0231 205562
Fax: 0231 247807

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat
Jl. Kayuambon 80 Lembang 40391, Bandung Barat
Telp: 022 2786238
Fax: 022 2789846

Direktorat Jenderal Peternakan
Kantor Pusat Departemen Pertanian
Gedung C Lantai 6 Ragunan
Jakarta Selatan 12550
Telp: 021 7827912
Fax: 021 7827774
http://www.ditjennak.go.id





read more...

Kamis, 16 Februari 2012

Gurihnya Budidaya Ikan Balita

Gurihnya Budidaya Ikan Balita

  • Permintaan 4 Ton/bulan dari Restoran, Katering, hingga Supermarket
  • Sebulan Sudah Bisa Panen
  • Untung hingga 88%

Usaha budidaya ikan berukuran jari orang dewasa (ikan balita), rupanya semakin menjanjikan. Selain ikan Mas, kini banyak petani yang membudidayakan ikan Nila, Nilem, Gurame hingga Lele yang dipanen muda untuk dijadikan camilan atau lauk Ikan Balita Goreng kering nan renyah. Pasarnya pun semakin melebar mulai dari catering, restoran hingga supermarket. Seberapa cerah prospek usaha ikan balita ini?
Booming ikan Mas Balita (ukuran 3-8 cm) sejak tahun 1997 rupanya menginspirasi banyak petani ikan untuk memanen ikan tawar lebih cepat. Jika sebelumnya ikan balita identik dengan ikan Mas, kini berbagai ikan air tawar seperti ikan Nila, Nilem, Mujair, Lele hingga Gurame mulai banyak dipanen muda untuk dijadikan camilan Ikan Balita Goreng Kering.
Selain ikan Mas balita, kini ikan Nila Balita dan ikan Nilem Balita mulai menyodok dan cukup digemari. Selain sebagai lauk, ikan balita juga bisa dijadikan buah tangan. Sebut saja ikan Mas Balita yang jadi oleh-oleh khas Bogor, dan ikan Nilem Balita yang sejak lama tersohor sebagai oleh-oleh khas Tasikmalaya, Jawa Barat.
Syarat Budidaya. Baik ikan Nila maupun ikan Nilem bisa dibudidayakan di setiap daerah yang memiliki aliran air sungai atau selokan yang belum tercemar limbah pabrik. Namun ikan Nilam sangat cocok dibudidayakan di dataran rendah dengan ketinggian 0-700 mdpl, dan suhu 26-30OC. Nila juga sangat toleran terhadap salinitas (kadar garam) sehingga bisa hidup dan tumbuh berkembang di air payau sekalipun.
Sentra budidaya ikan Nila menyebar di beberapa daerah seperti Cirata Jatiluhur, Cianjur, Tasikmalaya, Sukabumi, Jawa Barat; Gresik, Lamongan, Bali, Jambi, Lubuk Linggau, Sumatera Selatan; Danau Toba, Sumatera Utara; Karang Intan, Kalimantan Selatan dan Minahasa, Sumatera Utara.
Nila Gift (Genertic Improvement for Formed Tilapia) merupakan jenis ikan yang paling banyak dibudidayakan untuk dijadikan Nila Balita. Pasalnya pertumbuhan Nila Gift jauh lebih pesat dari ikan Mas. “Nila Gift perumbuhannya sangat cepat, satu bulan saja sudah bisa panen. Hebatnya lagi dari 1 liter benih Nila Gift bisa menghasilkan 100 kg Nila Balita, sedangkan ikan Mas saja hanya 50-60 kg,” ujar Engkos Koswara, pembudidaya Nila Balita di Cianjur, Jawa Barat.
Sementara itu untuk ikan Nilem hanya cocok dipelihara di daerah sejuk, dengan ketinggian mulai dari 150-1000 mdpl, tetapi yang paling baik adalah di daerah 800 mdpl, dengan suhu optimum 18-28OC. adapun daerah yang menjadi sentra ikan Nilem saat ini masih didominasi daerah Tasikmalaya, Jawa Barat. Meski demikian, ikan Nilem juga mulai dibudidayakan di daerah Lampung, Jawa Tengah dan Kalimantan.
Meski pertumbuhan ikan Nilem tidak sepesat ikan Nila, namun ikan Nilem sangat rendah biaya produksinya. Pasalnya selama pembesaran dari benih (larva) menjadi ikan balita cukup memakan lumut dan plankton yang tumbuh secara alami di kolam. Hanya saja untuk menumbuhkan pakan alami tersebut perlu diberikan kotoran ayam (pupuk kandang) dalam kolam. “Saya tidak pernah dipusingkan dengan kenaikan pakan pellet seperti petani ikan lainnya. Tapi saya jiga pelihara ayam boiler di atas kolam ikan, pakan alami pun tumbuh subur,” ungkap Hendra Alamsyah, pembudidaya Nilem Balita di Tasikmalaya.
Hal yang juga penting di usaha budidaya ikan Balita adalah ketersediaan oksigen dalam air dan sirkulasi air yang lancer. Untuk itu, budidaya ikan balita harus memiliki aliran air yang masuk ke dalam kolam dan ada pula air yang keluar dari dalam kolam. Dengan demikian gas amoniak, dari kotoran ikan tidak menumpuk yang dapat memicu datangnya penyakit.
Menurut Adi Sucipto dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumu, kolam tanah sangat cocok untuk budidaya ikan balita dengan kedalaman 50-70 cm. selain di kolam, ikan balita juga bisa dibesarkan di sawah dengan sistem minapadi, namun hasilnya kurang optimal dan perlu waktu yang lebih lama.
Sangat menjanjikan. Ayi Solihin, pengepulikan balita di daerah Cianjurr, Jawa Barat mengatakan prospek usaha budidaya ikan balita ini sangat menjanjikan. Betapa tidak, jika budidaya pembesaran ikan Nila maupun Nilem perlu 5-6 bulan, ikan Nila Balita sudah bisa dipanen dalam mulai umur 1 bulan. Selain waktu panen yang singkat, harga jual ikan balita ke supermarket, catering dan restoran menengah ke atas itu sangat tinggi. “Untuk harga Nila Balita saja bisa mencapai Rp. 45 ribu/kg setelah dibersihkan bagian dalamnya,” papar Ayi, pemasok Nila Balita segar ke berbagai supermarket besar itu.
Sementara untuk ikan Nilem yang dipanen pada umur 2,5-3 bulan dijual dengan harga Rp. 14 ribu/kg di tangan petani, Rp. 17-20 ribu/kg bila dijual ke supermarket restoran maupun katerng dan 15 ribu/100 gram jika Nilem Balita telah di goring kering dan dikems dalam plastic bening.
Mengingat pelaku usahanya masih belum banyak, tentu peluangnya terbuka lebar. Apalagi saat ini permintaan baru terpenuhi 70% saja. Sebagai contoh permintaan ikan Nila Balita per bulan saja lebih dari 4 ton. “Permintaannya sangat tinggi, tapi saya baru bisa pasok 50-100 kg tiap minggu ke beberapa supermarket yang tersebar di Jakarta dan Cianjur,” ujar Engkos Koswara.
Pemasaran. Memang pelopor booming ikan balita adalah Katering dan Restoran Karuhun di Bogor, Jawa Barat yang menyajikan menu ikan Mas Balita. Seiring permintaan yang terus meningkat, saat ini permintaan bukan hanya dating dari pengusahaan restoran maupun supermarket seperti Carrefour, Hypermart, Lotte Mart, Superindo, Diamond, Ranch Market, Kem Chick, Hari-hari, Harmoni dan Naga.
Namun sayang, karena petani pembesaran ikan, tak ayal satu orang petani belum bisa memasok langsung ke supermarket besar. Padahal selisih harga begitu besar berada tingkat tengkulak (supplier). “Petani belum bisa menyanggupi jumlah dan kontinuitas dari permintaan supermarket, jadi mereka jual ke tengkulak,” papar Ayi.
Kendala. Kendala penyakit budidaya ikan balita bisa dikatakan tidak ada. Hanya saja saat musim hujan bisa terjadi serangan virus yang membuat kulit ikan bercak-bercak. “Jikapun ada kematian yang paling banyak 10%,”ungkap Engkos Kuswara.
Pemasaran yang terbatas di tingkat tengkulak juga jadi kendala untuk memperbesar tingkat keuntungan. Namun karena keterbatasan lahan dan modal yang di minta sebagai sebagai jaminan bila petani memasok produk ke supermarket dan pembayaran tempo membuat petani memilih menjualnya kepada supplier.
Untung Besar. Usaha budidaya ikan balita memang sangat menguntungkan. Selain budidaya yang singkat, penggunaan pakan yang minim (hanya dedak) membuat usaha ini kecil biaya produksinya. Tak ayal petani Nilem Balita bisa untung hingga 88%.”Karena ikan Nilem termasuk herbivore, jadi makannya lumut dan plankton. Praktis saya nggak pakai pellet. Paling bagus saya berikan dedak padi 100 kg/bulan,” aku Hendra. Kunci suksesnya adalah ia menggunakan kolam tanah yang memiliki aliran air sungai dan untuk menumbuhkan lumut dan plankton sebagai pakan alami Nilem, ia membuat sistem polikultur atau longyam yakni membudidaya ayam di atas kolam ikan. Dengan begitu kotoran ayam langsung jatuh ke dalam kolam yang menyuburkan tanah sehingga tumbuh lumut dan plankton sebagai pakan alami dalam kolam
Sementara itu, keuntungan besar hingga 65% juga diperoleh Abang KOswara yang membudidaya Nila Balita. Mumpung pelaku usaha budidaya ikan balita belum banyak, mengapa Anda tak mencoba peluang usaha budidaya ikan balita ini?
Ekan,Dani


Perhitungan Usaha dan Asumsi Pendapatan Budidaya
Nila Balita di Kolam 500 M2

Bagi Anda yang tertarik membudidayakan ikan Nila, berikut contoh perhitungan usahanya. Anda bisa mulai dengan membeli 3 ekor indukan betina dan 1 ekor jantan dan membudidayakan dalam kolam paling tidak 1000 m2.

Modal Awal Usaha Rp. 700.000
  • Indukan 3 betina 1 jantan Rp. 150.000
  • Sewa kolam tanah (ukuran 500 m2) Rp. 500.000
  • Serokan Rp. 10.000
  • Bak/ember sortir Rp. 10.000
  • Jaring Rp. 30.000
Pengeluaran per bulan Rp. 765.000

Belanja Bahan Baku Rp. 265.000
  • Pakan dedak 130 kg x Rp. 15.000/kg Rp. 195.000
  • Cacing sutra Rp. 20.000
  • Plastic dan oksigen Rp. 50.000
Biaya Operasional
  • 1 orang karyawan x Rp. 300.000 Rp. 300.000
  • Transportasi, telepon, telur dan obat Rp. 200.000
  • Dari satu kali perkawinan (3 betina, 1 jantan) indukan Nila menghasilkan sebanyak 2 liter benih yang akan menghasilkan 1 kuintal (100 kg) ikan Nila Balita, sehingga akan dihasilkan 200 kg untuk 2 kali perkawinan.
  • Pendapatan / Omzet per Bulan Rp. 3.000.000
  • Keuntungan Bersih (75%) Rp. 2.235.000
(Pendapatan – Pengeluaran)
(Rp. 3.000.000 – Rp. 765.000)


Direktori Usaha Budidaya Ikan Balita
• Harga Ikan Nilem dan Nila Balita
- Ikan Nilem Balita ukuran 5-8 cm Rp. 14.000/kg
- Ikan Nila Balita ukuran 3-5 cm Rp. 15.000/kg
- Induk Ikan Nila ukuran lebih dari 200 gram Rp. 100.000/kg
- Induk Ikan Nilem 1 paket
(100 jantan, 200 betina) Rp. 2.000.000



Direktori Usaha Budidaya Ikan Balita



• Penjual Indukan Ikan Nilem dan Nila


- Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi
Jl. Salabintana 17 Sukabumi, Jawa Barat
Telp: (0266) 225211, 221762, 225211
Fax (0266) 221762

- Hatchery Nila Kekar
Dusun Krajan Timur, Ds Tebas
Kec Gondang Wetan, Pasuruan, Jawa Timur
Telp: (0343) 442808
Cp : Adi 085746668882 / Kartojo 081330770560

- Jaja Jamaludin
Email : jaja. Jamaludin2@yahoo.com
Hp. 085881548814/08889083366

• Penjual Bibit Ikan Nilem dan Nila

- Engkos Kuswara
Jl. Didi Perwira Kusuma No. 101
Kp. Joglo, Sebandar, Cianjur, Jawa Barat
Telp : (0263) 290420

- Hendra Alamsyah
Kp. Kubangeceng RT.02/04,Ds. Mekarjaya,Kec. Padakembang,
Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat
Telp : 0812 22808 945

- CV.Tiga Ikan Breeding
Villa Tangerang Regency I Blok KB5/9, Periuk Jaya, Jatiuwung,
Tangerang, Bnaten
Telp : (021) 95434700, 5583948

Pengepul Ikan Nilem dan Nila

Andi
Kp. Kabangeceng, Ds.Mekarjaya
Kec. Padakembang, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat
Telp : 081222933441

- Ayi Solihin
Jl. Didi Prawira Kusuma No. 103 Cianjur
Telp/Fax : (0263) 290508
Hp. 0818136932 / 087820181710

• Assosiasi
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Departemen Budidaya Perairan
Jl. Rasamala Kampus IPB Darmaga
Telp : (0251) 622908
PABX 622909 pes.305.306.304
Fax : (0251) 622907
Email : fpik@ipb.ac.id



read more...